DILUAR BIASANYA

Saya sudah mengalami hal-hal yang diluar biasanya dalam perjalanan iman saya sebagai seorang Katolik. Mulai dari sikap liturgi dalam misa di seminari Hokeng, misa online saat pandemi Corona, sampai tahun ini misa Rabu Abu yang dilaksanakan di hari Selasa, karena tepat pada hari Rabu terjadi pemilu serentak.

Kalau soal sikap liturgi selama di Seminari Hokeng, itu bagi saya bagus dilakukan di semua Paroki. Berlutut dilakukan pada saat pernyataan tobat, Tuhan Kasihanilah, doa pembuka, doa syukur agung, Anak Domba Allah, dan doa penutup. Yang mengganjal hati saya ialah dua yang lainnya.

Misa Online pada saat Corona. Rasanya hambar. Kalau kehadiran Kristus sungguh nyata dalam Ekaristi, bukankah itu harusnya menarik kita untuk tetap misa seperti biasanya? Misa offline maksud saya. 

Penerimaan Abu pada hari Selasa kali ini karena Pemilu. Bukankah waktu pelaksanaan pemilu itu hanya pagi sampai siang? Kenapa misa penerimaan Abunya tidak dilaksanakan di Rabu malam?

Ini hanyalah pertanyaan-pertanyaan awam. Para gembala tentu punya alasan tersendiri.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Bukan Lelaki Impian

SOAL KOMITMEN

DEMOKRASI YANG RUMIT